KOMPAS.com - Sepasang singa yang tampan ini lahir pada 25 Agustus 2018 di Ukutula Conservation Center & Biobank, Afrika Selatan.
Mereka adalah singa pertama yang lahir lewat inseminasi buatan. Dalam prosesnya, tim dokter hewan internasional yang dipimpin Dr. Isabel Callealte dari Universitas Pretoria mengaku menggunakan air mani singa jantan dewasa dengan kualitas unggul yang masih segar. Untuk menghormati Dr Callealte dan tunangannya, kedua anak singa itu diberi nama Isabel dan Victor.
Singa Afrika (Panthera leo) sebenarnya jumlahnya masih terhitung aman di penangkaran, mereka masih dapat kita lihat. Namun, lain cerita dengan singa Afrika yang ada di alam liar.
Menurut Daftar Merah IUCN, singa Afrika sudah terdaftar sebagai spesies rentan punah. Penurunan populasinya di alam liar pun mencapai 98 persen dalam 220 tahun terakhir, di mana antara 1993 sampai 2014 penurunan populasi mencapai 43 persen. Kemudian, antara 2016 sampai 2018, jumlah mereka turun dari 25.000 menjadi 18.000 ekor.
Tim ahli mengumpulkan sperma dari singa jantan dewasa yang akan digunakan untuk inseminasi buatan. Seperti yang kita duga, penurunan populasi singa Afrika disebabkan oleh manusia melalui perburuan liar, hilangnya habitat, dan berkurangnya mangsa di habitat asli.
Yang tersisa dari singa Afrika di alam liar adalah populasi kecil dan terpecah belah yang bisa memicu perkawinan sedarah. Sebab itu, inseminasi buatan yang diterapkan ke singa akan membantu mereka mengatasi masalah dengan memperluas distribusi genetik.
Pada gilirannya, hal ini akan menekan akan penularan penyakit dan membuat populasi lebih sehat. Teknik ini nantinya tidak hanya digunakan untuk singa Afrika, tetapi sub-populasi singa dan bahkan kucing besar lain yang terancam punah.
Untuk diketahui, saat ini ada beberapa sub-populasi singa tertentu yang lebih berisiko punah. Misalnya singa Afrika Barat yang ditetapkan sebagai spesies sangat terancam punah dan singa Asia (Panthera leo persica) yang terdaftar terancam punah. Singa betina menjalani proses inseminasi buatan. Selain membantu pelestarian populasi, percobaan pertama ini juga memberi data baru tentang fisiologi reproduksi singa Afrika.
"Bersama dengan keberhasilan lahirnya singa lewat proses inseminasi buatan pertama di dunia, teknik ini sekaligus meletakkan dasar protokol inseminasi buatan yang efektif untuk spesies ini, yakni menggunakan sperma segar dan beku yang dicairkan," kata Callealte dilansir IFL Science, Selasa (4/9/2018).
"Kami berterima kasih pada tim ilmuwan yang terus bekerja tanpa henti dalam mengejar elemen kunci ini untuk melestarikan generasi (singa) di masa depan," imbuh Willi Jacobs, pemilik Ukutula dan pendiri UCC & Biobank.
"Tak ada keraguan lagi bahwa konservasi satwa liar melalui penelitian ilmiah adalah solusi jangka panjang yang paling sesuai untuk menyelamatkan populasi satwa liar," kata Jacobs lagi. Sebelumnya, anjing serigala di Meksiko juga berhasil dilahirkan lewat sperma beku untuk pertama kalinya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Atasi Kepunahan, Dua Singa Dilahirkan Lewat Inseminasi Buatan ", https://sains.kompas.com/read/2018/09/05/190200123/atasi-kepunahan-dua-singa-dilahirkan-lewat-inseminasi-buatan-.
Penulis : Gloria Setyvani Putri
Editor : Gloria Setyvani Putri
Mereka adalah singa pertama yang lahir lewat inseminasi buatan. Dalam prosesnya, tim dokter hewan internasional yang dipimpin Dr. Isabel Callealte dari Universitas Pretoria mengaku menggunakan air mani singa jantan dewasa dengan kualitas unggul yang masih segar. Untuk menghormati Dr Callealte dan tunangannya, kedua anak singa itu diberi nama Isabel dan Victor.
Singa Afrika (Panthera leo) sebenarnya jumlahnya masih terhitung aman di penangkaran, mereka masih dapat kita lihat. Namun, lain cerita dengan singa Afrika yang ada di alam liar.
Menurut Daftar Merah IUCN, singa Afrika sudah terdaftar sebagai spesies rentan punah. Penurunan populasinya di alam liar pun mencapai 98 persen dalam 220 tahun terakhir, di mana antara 1993 sampai 2014 penurunan populasi mencapai 43 persen. Kemudian, antara 2016 sampai 2018, jumlah mereka turun dari 25.000 menjadi 18.000 ekor.
Tim ahli mengumpulkan sperma dari singa jantan dewasa yang akan digunakan untuk inseminasi buatan. Seperti yang kita duga, penurunan populasi singa Afrika disebabkan oleh manusia melalui perburuan liar, hilangnya habitat, dan berkurangnya mangsa di habitat asli.
Yang tersisa dari singa Afrika di alam liar adalah populasi kecil dan terpecah belah yang bisa memicu perkawinan sedarah. Sebab itu, inseminasi buatan yang diterapkan ke singa akan membantu mereka mengatasi masalah dengan memperluas distribusi genetik.
Pada gilirannya, hal ini akan menekan akan penularan penyakit dan membuat populasi lebih sehat. Teknik ini nantinya tidak hanya digunakan untuk singa Afrika, tetapi sub-populasi singa dan bahkan kucing besar lain yang terancam punah.
Untuk diketahui, saat ini ada beberapa sub-populasi singa tertentu yang lebih berisiko punah. Misalnya singa Afrika Barat yang ditetapkan sebagai spesies sangat terancam punah dan singa Asia (Panthera leo persica) yang terdaftar terancam punah. Singa betina menjalani proses inseminasi buatan. Selain membantu pelestarian populasi, percobaan pertama ini juga memberi data baru tentang fisiologi reproduksi singa Afrika.
"Bersama dengan keberhasilan lahirnya singa lewat proses inseminasi buatan pertama di dunia, teknik ini sekaligus meletakkan dasar protokol inseminasi buatan yang efektif untuk spesies ini, yakni menggunakan sperma segar dan beku yang dicairkan," kata Callealte dilansir IFL Science, Selasa (4/9/2018).
"Kami berterima kasih pada tim ilmuwan yang terus bekerja tanpa henti dalam mengejar elemen kunci ini untuk melestarikan generasi (singa) di masa depan," imbuh Willi Jacobs, pemilik Ukutula dan pendiri UCC & Biobank.
"Tak ada keraguan lagi bahwa konservasi satwa liar melalui penelitian ilmiah adalah solusi jangka panjang yang paling sesuai untuk menyelamatkan populasi satwa liar," kata Jacobs lagi. Sebelumnya, anjing serigala di Meksiko juga berhasil dilahirkan lewat sperma beku untuk pertama kalinya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Atasi Kepunahan, Dua Singa Dilahirkan Lewat Inseminasi Buatan ", https://sains.kompas.com/read/2018/09/05/190200123/atasi-kepunahan-dua-singa-dilahirkan-lewat-inseminasi-buatan-.
Penulis : Gloria Setyvani Putri
Editor : Gloria Setyvani Putri