Dalam buku lama Sang-hyang Siksa Kandang Karesian (ditulis tahun 1518) dijelaskan, bahwa ukuran kesejahteraan masyarakat Sunda waktu itu meliputi;
Dalam masyarakat Jawa Barat juga dikenal ungkapan bisa nyandang, biso nganggo, bisa babasahan, bisa dibusana. Dengan kata lain melihat sejarahnya, masyarakat Jawa Barat memang sudah mengenal tata cara berbusana dengan baik.
Pakaian adat umumnya dipakai pada waktu upacara-upacara tertentu. Pakaian tradisional biasa dikenakan oleh penduduk suatu daerah/ suku tertentu. Pakaian tradisional juga bisa disebut sebagai pakaian adat. Berbagai daerah memiliki pakaian adat sebagai ciri khasnya.
Pakaian adat sering digunakan pada saat upacara adat, seperti upacara perkawinan, upacara penyambutan tamu agung, dan lain-lain. Ada juga jenis pakaian adat sebagai pakaian adat sehari-hari.
Pakaian adat Jawa Barat dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu pakaian adat gaya Priangan dan pakaian adat gaya Cirebon. Ini sesuai dengan dua budaya (suku) yang ada. Pakaian yang dijadikan simbol identitas pakaian adat di daerah Jawa Barat adalah Pakaian Adat Priangan.
Pakaian adat Priangan dan Cirebon memiliki beberapa persamaan dan perbedaan. Berikut ini persamaan dan perbedaan pakaian adat dari ke dua suku Daerah Jawa Barat tersebut.
Kaum perempuan Priangan dan Cirebon mengenakan kain batik yang dililitkan di bagian bawah badan, dan pinggang hingga pergelangan kaki. Kain batik yang dikenakan biasanya buatan setempat, misalnya kain batik Garutan atau Ciamisan untuk kaum wanita Priangan dan dermayon atau trusmi untuk kaum wanita Cirebon.
Kaum perempuan Priangan dan Cirebon dari golongan rakyat biasa memakai perlengkapan pakaian berupa gelang emas atau perak, gelang bahar, suweng plenis emas atau perak, ali meneng, serta sendal, selop atau kelom. Sedangkan kaum wanita bangsawan Priangan atau Cirebon memakai seperangkat perlengkapan pakaian berupa kalung emas, gelang emas, giwang emas, serta selop yang bagian ujung atasnya dihias manik-manik.
Kaum laki-laki Priangan dan Cirebon mengenakan celana komprang yang berhiaskan pasmen dari atas ke bawah di bagian tengah samping dan sekeliling lubang celana. Kaum laki-laki Priangan dan Cirebon memakai iket sebagai penutup kepala. Iket yang dipakai kaum laki-laki bangsawan terbuat dari kain batik halus, sedangkan untuk kaum laki-laki rakyat biasa terbuat dari kain batik kasar. Khusus untuk kaum bangsawan Cirebon, bahannya terbuat dari kain wulung. Kemudian iket ini dikembangkan menjadi bendo, yaitu penutup kepala yang terbuat dari kain batik. Bendo di Priangan berbeda dengan bendo di Cirebon. Di bagian depan bendo Cirebon terdapat garis selebar 4 cm. Semakin ke dalam, lebar garis pada bendo tersebut semakin menyempit. Di bagian belakang bendo Priangan terdapat ikatan simpul pada ujung-ujung kain.
Kaum laki-laki rakyat biasa Priangan dan Cirebon mengenakan perlengkapan pakaian berupa cincin emas, hiasan jas pada bagian dada berupa rantai emas atau perak dengan liontin dari kuku harimau, dan selop atau sepatu.
sumber: https://www.senibudayaku.com/2017/10/pakaian-adat-jawa-barat-lengkap.html
- Lingkungan sekitar rumah terpelihara.
- Tanaman yang ada disekitar subur.
- Orang berpakaian layak mengenakan pridana.
Dalam masyarakat Jawa Barat juga dikenal ungkapan bisa nyandang, biso nganggo, bisa babasahan, bisa dibusana. Dengan kata lain melihat sejarahnya, masyarakat Jawa Barat memang sudah mengenal tata cara berbusana dengan baik.
Sumber : Selayang Pandang Jawa Barat : Moh. Rofi'i
Pakaian adat umumnya dipakai pada waktu upacara-upacara tertentu. Pakaian tradisional biasa dikenakan oleh penduduk suatu daerah/ suku tertentu. Pakaian tradisional juga bisa disebut sebagai pakaian adat. Berbagai daerah memiliki pakaian adat sebagai ciri khasnya.
Pakaian adat sering digunakan pada saat upacara adat, seperti upacara perkawinan, upacara penyambutan tamu agung, dan lain-lain. Ada juga jenis pakaian adat sebagai pakaian adat sehari-hari.
Pakaian adat Jawa Barat dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu pakaian adat gaya Priangan dan pakaian adat gaya Cirebon. Ini sesuai dengan dua budaya (suku) yang ada. Pakaian yang dijadikan simbol identitas pakaian adat di daerah Jawa Barat adalah Pakaian Adat Priangan.
Pakaian adat Priangan dan Cirebon memiliki beberapa persamaan dan perbedaan. Berikut ini persamaan dan perbedaan pakaian adat dari ke dua suku Daerah Jawa Barat tersebut.
Sumber : Selayang Pandang Jawa Barat : Moh. Rofi'i
Pakaian Adat untuk Kaum Perempuan
Kaum perempuan Priangan mengenakan kebaya surawe yang berhiaskan pasmen di bagian leher dan bawah kebaya. Sebaliknya, kaum wanita Cirebon mengenakan baju sorong atau baju kurung. Bahan kebaya surawe dan naju sorong atau baju kurung kaum wanita bangsawan terbuat dari sutra atau beludru, sedangkan untuk rakyat biasa terbuat dari kain kasar.Kaum perempuan Priangan dan Cirebon mengenakan kain batik yang dililitkan di bagian bawah badan, dan pinggang hingga pergelangan kaki. Kain batik yang dikenakan biasanya buatan setempat, misalnya kain batik Garutan atau Ciamisan untuk kaum wanita Priangan dan dermayon atau trusmi untuk kaum wanita Cirebon.
Kaum perempuan Priangan dan Cirebon dari golongan rakyat biasa memakai perlengkapan pakaian berupa gelang emas atau perak, gelang bahar, suweng plenis emas atau perak, ali meneng, serta sendal, selop atau kelom. Sedangkan kaum wanita bangsawan Priangan atau Cirebon memakai seperangkat perlengkapan pakaian berupa kalung emas, gelang emas, giwang emas, serta selop yang bagian ujung atasnya dihias manik-manik.
Pakaian Adat untuk Kaum Laki-Laki
Kaum laki-laki biasa Priangan dan Cirebon memakai kain sarung poleng atau polekat. Cara memakainya sesuai keperluan. Ada yang dikerudungkan dan diikatkan atau dililitkan pada pinggang. Sebaliknya, kaum bangsawan laki-laki Priangan dan Cirebon pada acara-acara resmi lebih suka memakai kain batik halus.Kaum laki-laki Priangan dan Cirebon mengenakan celana komprang yang berhiaskan pasmen dari atas ke bawah di bagian tengah samping dan sekeliling lubang celana. Kaum laki-laki Priangan dan Cirebon memakai iket sebagai penutup kepala. Iket yang dipakai kaum laki-laki bangsawan terbuat dari kain batik halus, sedangkan untuk kaum laki-laki rakyat biasa terbuat dari kain batik kasar. Khusus untuk kaum bangsawan Cirebon, bahannya terbuat dari kain wulung. Kemudian iket ini dikembangkan menjadi bendo, yaitu penutup kepala yang terbuat dari kain batik. Bendo di Priangan berbeda dengan bendo di Cirebon. Di bagian depan bendo Cirebon terdapat garis selebar 4 cm. Semakin ke dalam, lebar garis pada bendo tersebut semakin menyempit. Di bagian belakang bendo Priangan terdapat ikatan simpul pada ujung-ujung kain.
Kaum laki-laki rakyat biasa Priangan dan Cirebon mengenakan perlengkapan pakaian berupa cincin emas, hiasan jas pada bagian dada berupa rantai emas atau perak dengan liontin dari kuku harimau, dan selop atau sepatu.
Sumber : Selayang Pandang Jawa Barat : Moh. Rofi'i